Guru SIR narasumber webinar internasional menggunakan tiga bahasa

Guru SIR narasumber webinar internasional menggunakan tiga bahasa

Prodi PAUD UIN Suka Jogja dan SIR Gelar Seminar Internasional tentang Konsep Pendidikan di Arab Saudi

Program Magister Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, pada Selasa (20/7/2023) menyelenggarakan webinar internasional dengan tema “Concept of Education in Saudi Arabia”.

Acara yang berlangsung mulai pukul 14.00 hingga 15.15 WIB ini dihadiri oleh sejumlah mahasiswa dan umum.

Keynote Speaker acara ini adalah dosen Program Pendidikan Anak Usia Dini UIN Sunan Kalijaga, Dr. Kulsum Nur Hayati, M.Pd dan pemateri utama dari Sekolah Indonesia Riyadh, Budi Marta Saudin.

Dalam kalimat sambutan, Kulsum mengatakan bahwa mengetahui konsep pendidikan dari negara lain sangatlah penting.

Asesor Sekolah dan Madrasah Propinsi Yogyakarta ini menilai Arab Saudi sebagai negara yang banyak perubahan dalam berbagai hal, termasuk bidang pendidikan.

“Arab Saudi sekarang sangat modern. Saya pernah berkunjung ke Universitas Ummul Quro, Mekkah. Sangat bagus sekali,” ujar Kulsum.

Sementara itu, pemakalah dari Sekolah Indonesia Riyadh (SIR), Budi Marta Saudin, menjelaskan sejarah pendidikan yang ada di Arab Saudi sejak sebelum terbentuknya kerajaan hingga era sekarang.

“Lembaga pendidikan ada di Saudi sejak dahulu, hanya saja tidak tersistem secara akademis. Dulu masjid sebagai pusat pendidikan, juga ada kuttab, dan rumah para ulama sebagai tempat belajar,” kata Budi.

Sejak terbentuknya Kerajaan Arab Saudi pada 1932, lanjut Budi, pendidikan disusun teratur dengan membentuk lembaga bernama mudiriyah ma’arif.

“Mudiriyah ma’arif inilah cikal bakal Kementerian Pendidikan Saudi saat ini, “terang Budi.

Terkait dengan jenjang pendidikan yang ada di Saudi, guru bahasa Arab SIR ini mengatakan bahwa Arab Saudi hampir sama dengan negara-negara lain.

“SD ditempuh 6 tahun, SMP 3 tahun, dan SMA 3 tahun,” tegas Budi.

Budi juga menjelaskan bahwa pendidikan jenjang sebelum perguruan tinggi ini disebut dengan At Ta’lim Al ‘Am.

“SD,SMP, dan SMA itu disebut jenis Ta’lim am atau pendidikan umum, sedangkan jenjang 1 hingga S3 disebut ta’lim ali atau pendidikan tinggi,” tandas Budi.

Budi menambahkan, kurikulum di Saudi sangat kental nilai-nilai agama Islam. “Ini terjadi karena falsafah negara Saudi berlandaskan Islam,” kata Budi Lagi.

Akibat dari hal ini, lanjut Budi, mata pelajaran yang ada lebih ditekankan pelajaran-pelajaran Islam pada semua jenjang pendidikan.

Pengelolaan PAUD di Saudi

Lembaga Pendidikan Anak Usaha Dini (PAUD) di Arab Saudi lebih didominasi oleh swasta daripada negeri.

“Bahkan keberadaan sekolah TK swasta lebih dulu ada daripada milik pemerintah,” jelas Budi.

Untuk kurikulum TK, materi utama yang disampaikan adalah pembentukan akidah, penanaman nilai akhlak, dan kemampuan sederhana mengenal Al Quran.

“Kalau di kita, TK di Saudi itu seperti TPA. Belajar nilai-nilai keislaman, belajar dan menghafal Alquran, belajar menulis huruf hijaiyah, dan latihan membaca,” tukas Budi.

Untuk waktu belajar, TK terbagi ke dalam 2 jenis, yaitu belajar pagi dan sore. “Kelas pagi dan sore, belajar hanya 2 jam saja,” kata Budi.

Pria 2 anak ini menjelaskan keunikan sistem belajar di TK, dengan menyebut bahwa ibu-ibu yang mengantar anaknya sekolah juga ikut belajar.

“Jika di kita ibu yang mengantar anaknya ke sekolah TK hanya duduk atau ngerumpi di depan kelas, maka di Saudi disediakan tempat belajar resmi untuk mereka. Jadi sambil menunggu anaknya, mereka juga sekalian belajar,” ujar Budi.

Program belajar untuk ibu-ibu wali siswa TK ini menarik, karena tersedia berbagai macam jenjang, yang semuanya adalah terkait ilmu Alquran.

“Ada kelas membaca Alquran, ada kelas hafalan, bahkan ada kelas tafsir. Semuanya di sediakan oleh lembaga,” papar Budi.

Pendidikan Saudi pada Visi 2030

Visi 2030 merubah banyak perubahan drastis di Arab Saudi. Revolusi besar mulai bidang budaya, ekonomi, teknologi, hingga masuk ranah pendidikan.

“Tujuan dari Visi 2030 adalah terbentuknya masyarakat yang tumbuh cepat, ekonomi yang bangkit, dan negara yang punya cita-cita tinggi,” ujar Budi.

Realisasi dari tujuan tersebut, mahasiswa S2 Kebijakan Pendidikan di King Saud University ini menjelaskan ada beberapa kurikulum yang diubah.

“Pendidikan Saudi sekarang menekankan siswa untuk memiliki keterampilan berbahasa asing, keterampilan kecakapan hidup, dan profesi yang dapat memenuhi lapangan kerja,” tukas Budi.

Untuk pembelajaran bahasa asing, ada aturan penekanan di sekolah dan kampus-kampus untuk wajib mengajarkan bahasa Inggris, dan ada pilihan bahasa lain.

“Bahasa China jadi mata kuliah pilihan di kampus-kampus Saudi,” terang Budi

Bahkan, Budi menceritakan, saat ini sudah ada 1 kampus di Saudi yang siap mengajarkan bahasa Indonesia kepada mahasiswanya.

“KBRI Riyadh telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Universitas Majma’ah tentang pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing,” tegas Budi.

Postingan Lainnya :

Berita

Semarak Ramadhan SIR 2024

Memasuki bulan Ramadhan, Sekolah Indonesia Riyadh (SIR) menggelar kegiatan keagamaan yang dapat memantik kreatifitas para siswa. Program Ramadhan kali ini, tim kurikulum sekolah meracik materi

Selengkapnya

Informasi Pendaftaran Peserta Didik Baru

Jadi bagian dari keluarga besar Sekolah Indonesia Riyadh

Informasi Pendaftaran Peserta Didik Baru

Rekanan SIR