Rektor Universitas Bengkulu, Dr. Retno Agustina Eka Putri, SE, M.Sc dan rombongan hadir di Riyadh pada Senin, 18 Maret 2024.
Kedatangan Ibu Rektor yang difasilitasi oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Riyadh ini dimanfaatkan oleh Sekolah Indonesia Riyadh (SIR) untuk diskusi santai sambil menunggu waktu berbuka puasa.
Turut hadir dalam acara ini Atdikbud KBRI Riyadh, Badrus Sholeh, PhD, Kepala Sekolah SIR, Mustajib, S.Pd, M.Pd, dan para guru SIR dari jenjang TK hingga SMA.
Dalam sambutannya, Atdikbud senang dengan kedatangan delegasi dari Universitas Bengkulu ini. Doktor bidang Hubungan Internasional ini berharap ada jalinan kerja sama antara UNIB dengan SIR.
“Ibu rektor dan rombongan, perlu diketahui bahwa anak-anak SIR ini memiliki prestasi yang sangat banyak dan berkualitas internasional,” kata Badrus.
Salah satu hal yang paling menonjol, tambah Badrus, siswa dan siswi SIR menguasai bahasa Inggris dan bahasa Arab di luar kepala.
“Bahkan ada beberapa siswa yang mereka bingung berbicara bahasa Indonesia. Tapi kalau bicara menggunakan bahasa Inggris sangat lancar,” terang Badrus.
Badrus menekankan bahwa anak-anak SIR ini sangat cinta tanah air dan ingin melanjutkan kuliah di Indonesia.
“Jika ditanya kepada mereka, ingin kuliah dimana?. Mayoritas mereka ingin kuliah di kampus Indonesia,” papar Badrus.
Karena alasan hal itu, Badrus berharap kepada pihak UNIB untuk memberikan beasiswa kepada alumni SMA SIR.
“Anak-anak kami sangat layak jika diberikan beasiswa,” jelas Badrus.
Kepala Sekolah SIR, Mustajib, S.Pd, M.Pd, mempertegas ucapan Atdikbud, bahwa pemberian beasiswa bagi alumni SIR, akan mempererat hubungan kerja sama antar dua lembaga ini.
“Anak-anak kami bisa melanjutkan kuliah di Bengkulu, dan mahasiswa UNIB bisa melakukan program magang di SIR,” kata Kepsek.
Kepsek cerita bahwa pihaknya saat ini telah menerima para mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia untuk melakukan praktek mengajar melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
“Saat ini ada 2 kampus yang sedang melakukan MBKM, yaitu ada dari UI dan USU,” tegas Kepsek.
Menanggapi statement Atdikbud dan Kepsek, Rektor Retno menyambut hangat ajakan baik tersebut. Pihaknya tertarik dengan upaya kerja sama yang diusulkan.
“Program ini sangat bagus jika direalisasikan,” ujar Retno.
Untuk follow up program MBKM, UNIB akan mempelajari teknis yang akan dilalui. Di tengah diskusi, doktor Ilmu Ekonomi ini mengajak mahasiswa UI dan USU untuk cerita tentang program yang sedang dijalankan.
Usman Arifin, mahasiswa USU, menyampaikan bahwa program MBKM yang sedang dijalaninya saat ini bernilai 20 sks, dan pembiayaan ditanggung oleh pihak kampus.
Senada dengan Usman, Muhammad Fauzan, mahasiswa UI yang sedang MBKM menegaskan bahwa di kampusnya, program MBKM pun setara dengan 20 sks mata kuliah.
Hanya saja, untuk mahasiswa UI, pembiayaan MBKM bersifat reimburse.
“Jadi dari kita dulu yang bayar, nanti akan diganti oleh kampus,” kata Fauzan.
Rektor Retno sangat antusias mendengar program MBKM yang sudah dijalankan di SIR. Pihaknya akan serius membahas hal ini dengan pihak terkait untuk mensukseskannya.
Diskusi santai menjelang berbuka ini selesai bersamaan dengan adzan maghrib dikumandangkan. Tamu undangan dan peserta yang hadir menikmati hidangan masakan Indonesia yang disiapkan oleh panitia.
(Bms)